Cari Blog Ini

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA






PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
Pelatihan Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa) Menjadi Herbisida dan Larvasida Aedes aegepty di Daerah Bandar Setia Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara



BIDANG KEGIATAN:
PKMM


Disusun Oleh

                   Ketua pelaksana           :Ikhsan 061244410044 (06)
                   Anggota pelaksana      :Eni Susanti 061244410019 (06)
                                                         Widia Ningsih 061244410082 (06)
                                                          Nurul Husna 061244410027(06)
                                                         Khairani harahap 061244410053 (06)




UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Oktober, 2008

HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan                     : Pelatihan pemanfaatan kulit jengkol (Pithecellobium jiringa) menjadi herbisida dan larvasida Ae   des aegepty di desa Bandar setia Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

2. Bidang Kegiatan                   : PKMM
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                             : Ikhsan 
b. NIM/NRP                                                : 061244410044
c. Jurusan                                         : Biologi
d. Universitas/Institut/Politeknik     : Universitas Negeri Medan
e. Alamat Rumah/Telp/Fax              : Jln.Sei babalan no.8 Binjai / 085297558696
f. Waktu untuk Kegiatan PKM       : 31 jam / minggu
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
a. Nama Lengkap                             : Eni Susanti
b. NIM                                             : 0612444100
c. Fakultas/Program Studi                : FMIPA/ Pendidikan Biologi
d. Perguruan Tinggi                         : Universitas Negeri Medan
e. Waktu untuk kegiatan PKM        : 25 jam/minggu

a. Nama Lengkap                             :Widia Ningsih
b. NIM                                             : 061244410082
c. Fakultas/Program Studi                : FMIPA/ Pendidikan Biologi
d. Perguruan Tinggi                         : Universitas Negeri Medan
e. Waktu untuk kegiatan PKM        :  28 jam/minggu

a. Nama Lengkap                             : Nurul Husna
b. NIM                                             : 061244410027
c. Fakultas/Program Studi                : FMIPA/ Pendidikan Biologi
d. Perguruan Tinggi                         : Universitas Negeri Medan
e. Waktu untuk kegiatan PKM        :  25 jam/ minggu  
a. Nama Lengkap                             : Khairani harahap
b. NIM                                             : 061244410053
c. Fakultas/Program Studi                : FMIPA/ Pendidikan Biologi
d. Perguruan Tinggi                         : Universitas Negeri Medan
e. Waktu untuk kegiatan PKM        :  25 jam/ minggu  

5. Dosen pendamping
   a. Nama lengkap dan gelar               : Drs, Tri Harsono , M.Si
   b. NIP                                              : 131909349

6. Biaya kegiatan total                                   
                                    Dikti                : Rp.2.200.000
                                    Sumber lain     : -
7. Jangka waktu pelaksanaan              : 4 bulan

Menyetujui

           Ketua Jurusan                                                            Ketua Pelaksana,
                                                                        

     (Drs Tri Harsono M.Si)                                                       (    Ikhsan    )
          NIP. 131909349                                                      NIM.061244410044

         Pembantu dekan III                                                  Dosen Pendamping          
   

  ( Drs, Asrin Lubis, M.Pd)                                              (Drs Tri Harsono M.Si)
          NIP. 131663527                                                          NIP. 131909349


  1. JUDUL PROGRAM
Pelatihan pemanfaatan kulit jengkol (Pithecellobium jiringa) menjadi herbisida dan larvasida aedes aegepty di desa Bandar setia kabupaten Deli serdang

  1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan maraknya industri makanan ringan dan restoran-restoran yang menggunakan jengkol (Pithecellobium jiringa) sampah kulit jengkol mengalami kenaikan jumlah perhari yag cukup drastis hal ini menyebabkan gangguan di temat sampah khususnya karena kulit jengkol ini tidak digunakan lagi sehingga sampah tersebut menumpuk dan menyebabkan bau yang tidak sedap serta pemandangan yang tidak enak.
Sementara itu, dari hasil penelitian Rahayu dan Pukan (1998) diungkapkan kalau kandungan senyawa kimia dalam kulit jengkol yaitu: alkaloid, terpenoid, saponin dan asam fenolat. Asam fenolat ini di dalamnya termasuk flavonoid dan tanin. Tanin ini terdapat pada berbagai tumbuhan berkayu dan herba, berperan sebagai pertahanan tumbuhan dengan cara menghalangi serangga dalam mencerna makanan. Serangga yang memakan tumbuhan dengan kandungan tanin tinggi akan memperoleh sedikit makanan, akibatnya akan terjadi penurunan pertumbuhan (Howe & Westley; 1988).
Untuk senyawa saponin, termasuk dalam golongan triterpenoid. Golongan ini terdapat pada berbagai jenis tumbuhan, dan bersama-sama dengan subtansi sekunder tumbuhan lainnya berperan sebagai pertahanan diri dari serangan serangga, karena saponin yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi serangga dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerap makanan (Applebaum; 1979, Ishaaya; 1986). Sementara itu, Smith (1989) menyatakan bahwa alkaloid, terpenoid, dan flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga dan juga bersifat toksik.
  1. RUMUSAN MASALAH
Berbedasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dibuat rumusan permasalahan sebagai berikut:
    1. Bagaimana cara menanggulangi banyaknya sampah kulit jengkol yang berserakan di sekitar desa Bandar setia ?
    2. Bagaimana cara pensosialisasian kepada masyarakat sekitar desa Bandar Setia agar mengetahui cara memanfaatkan kulit jengkol sebagai herbisida
    3. Bagaimana cara pensosialisasian kepada masyarakat desa Bandar Setia agar mengetahui cara memanfaatkan kulit jengkol sebagai larvasida (pembasmi larva nyamuk Aedes aegepty)   

  1. TUJUAN KEGIATAN
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka program ini bertujuan untuk
    1. Menaggulangi sampah kulit jengkol yang berserakan di sekitar desa Bandar setia.
    2. Melatih masyarakat sekitar desa Bandar Setia yang belum mengetahui cara memanfaatkan kulit jengkol sebagai herbisida
    3. Melatih masyarakat desa Bandar Setia  yang belum mengetahui pemanfaatan hasil jengkol menjadi larvasida (pembasmi larva nyamuk aedes aegepty)

  1.  LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah mesyarakat desa Bandar setia dapat memanfaatkan kulit jjengkol yang selama ini merupakan sampah di pasar kota medan menjadi herbisida dan larvasida Aedes aegepty, hasilnya dapat dijual atau dikoperasikan bahkan dapat dipakai sendiri.

  1. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
  1. Sebagai usaha mengurangi sampah kulit jengkol
  2. Sebagai informasi bagi masyarakat desa Bandar setia yang terletak disekitar pasar-pasar di kota medan tentang pemanfaatan kulit jengkol sebagai herbisida.
  3. Sebagai informasi bagi masyarakat desa Bandar setia yang terletak disekitar pasar dikota medan, tentang pemanfaatan kulit jengkol sebagai larvasida.

  1. TINJAUAN PUSTAKA
Dari hasil penelitian Rahayu dan Pukan (1998) diungkapkan kalau kandungan senyawa kimia dalam kulit jengkol yaitu: alkaloid, terpenoid, saponin dan asam fenolat. Asam fenolat ini di dalamnya termasuk flavonoid dan tanin. Tanin ini terdapat pada berbagai tumbuhan berkayu dan herba, berperan sebagai pertahanan tumbuhan dengan cara menghalangi serangga dalam mencerna makanan. Serangga yang memakan tumbuhan dengan kandungan tanin tinggi akan memperoleh sedikit makanan, akibatnya akan terjadi penurunan pertumbuhan (Howe & Westley; 1988).
Untuk senyawa saponin, termasuk dalam golongan triterpenoid. Golongan ini terdapat pada berbagai jenis tumbuhan, dan bersama-sama dengan subtansi sekunder tumbuhan lainnya berperan sebagai pertahanan diri dari serangan serangga, karena saponin yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi serangga dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerap makanan (Applebaum; 1979, Ishaaya; 1986). Sementara itu, Smith (1989) menyatakan bahwa alkaloid, terpenoid, dan flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga dan juga bersifat toksik.
Terkait dengan itu, Nurchasanah (2004) membagi insektisida berdasarkan cara masuknya ke dalam tubuh serangga menjadi tiga kelompok, yaitu: racun perut, racun kontak, dan racun pernapasan. Menurut Tarumingkeng (1992), racun perut ini menyerang organ utama pencernaan serangga, yaitu bagian ventrikulus. Ventrikulus merupakan bagian saluran makanan sebagai tempat penyerapan sari-sari makanan. Insektisida yang terserap bersama sari-sari makanan selanjutnya akan diedarkan ke seluruh bagian tubuh serangga oleh haemolimfe.
Bahan aktif dari kulit jengkol seperti alkaloid, terpenoid, saponin, dan asam fenolat dapat digunakan sebagai larvasida dengan cara mengekstrak kulit jengkol. Kulit jengkol digiling sampai berupa simplisia. Lalu, simplisia direbus dan dimaserasi selama tiga hari. Hasil maserasi disaring digunakan sebagai larutan ekstrak air kulit jengkol (Harborne; 1987). Dalam hal ini, pelarut yang dipakai adalah menggunakan air biasa, karena dapat dengan mudah diperoleh dan mudah untuk pembuatan ekstrak. Hasilnya, kemampuan ekstrak air kulit jengkol dalam mengendalikan populasi Aedes aegypti dapat diamati melalui kemampuannya menurunkan indeks pertumbuhan jentik Aedes aegypti.
Indeks pertumbuhan (growth indeks/GI) didefinisikan sebagai jumlah stadium yang dicapai oleh individu di bawah kondisi eksperimen dibagi dengan jumlah stadium tertinggi yang akan dicapai oleh populasi control. Di sini, Zhang, et.al., menyatakan apabila nilai GI = 1, berarti semua jentik berhasil menjadi pupa, tetapi bila GI = 0, berarti semua jentik mati pada instar awal. Namun, apabila nilai GI terletak antara 0 dan 1, berarti ada jentik yang berhasil menjadi pupa. Arti lainnya, sebagian dapat tumbuh tetapi belum menjadi pupa, dan sebagian lagi ada yang mati pada setiap instar. Semakin banyak yang mati pada instar awal, maka nilai GI semakin kecil dan sebaliknya
Di sini, kalau kita telaah lebih lanjut, kematian jentik Aedes aegypti yang terdedah dalam ekstrak air kulit jengkol, maka kemungkinan disebabkan oleh senyawa yang terkandung dalam ekstrak air kulit jengkol tersebut. Hal ini didasarkan pada data analisis fitokimia yang dilakukan oleh Ambarningrum, dkk. (2006), yang menyebutkan bahwa ekstrak air kulit jengkol ini mengandung senyawa alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, dan terpenoid. Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat anti makan dan juga bersifat toksik. Tanin dan flavonoid merupakan senyawa yang termasuk dalam kelompok fenol.
Kalau kita perhatikan, dari aktivitas tanin ini dapat menurunkan kemampuan mencernakan makanan pada serangga dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan (protease dan amilase). Tanin juga mampu mengganggu aktivitas protein pada dinding usus. Respon jentik terhadap senyawa ini adalah menurunnya laju pertumbuhan dan gangguan nutrisi (Howe and Westle; 1990).
Sementara untuk saponin merupakan kelompok triterpenoid yang termasuk dalam senyawa terpenoid. Aktivitas saponin ini, ternyata dapat mengikat sterol bebas dalam pencernaan makanan, di mana sterol berperan sebagai prekusor hormon ekdison, sehingga dengan menurunya jumlah sterol bebas akan mengganggu proses pergantian kulit pada serangga (moulting). Sedangkan untuk senyawa saponin ini, apabila dikocok dengan air maka akan menghasilkan buih dan bila dihidrolisis akan menghasilkan gula dan sapogenin (Mulyana; 2002).
Kaitannya dengan proses masuknya toksin dalam tubuh jentik, menurut Keilin dan Clement, seperti dikutip Muhaeni (2007), ekstrak air kulit jengkol masuk ke dalam tubuh jentik nyamuk bersama dengan makanan dan air yang masuk melalui mulut. Penetrasi racun terjadi di daerah usus tengah di mana daerah tersebut terdapat aktivitas absorpsi makanan melalui jaringan epithelium dan hasilnya akan diedarkan ke seluruh tubuh oleh haemolimfe. Adapun mekanisme keracunannya berupa kerusakan pada jaringan epithelium pada usus tengah yang mengabsorpsi makanan. Kegagalan absorpsi tersebut mengakibatkan malnutrisi, sehingga pertumbuhan jentik terhambat dan akhirnya terjadi kematian jentik.
Dalam bahasa Siswowijoto (1988), gejala yang muncul bila hewan mengalami keracunan adalah melalui empat fase. Yaitu perangsangan, kejang-kejang, kelumpuhan, dan diakhiri dengan kematian. Periode perangsangan ditunjukkan oleh gejala perubahan tabiat dari tingkah laku hewan dari keadaan biasa, kemudian menjalar sampai tingkat antena dan bagian mulut. Gejala ini dilanjutkan pada tingkat kelumpuhan dan berlanjut pada organ respirasi, akhirnya mengalami kematian.
Jadi, ekstrak air kulit jengkol ini dapat berpengaruh terhadap indeks pertumbuhan jentik Aedes aegypti, dan langkah ini tentu dapat diaplikasikan dalam program pemberantasan jentik Aedes aegypti di daerah endemis DBD. Hasilnya, DBD kabur karena jentiknya tidak berkembang, dan lingkungan pun tidak tercemar berkat ekstrak kulit jengkol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kulit buah jengkol juga dapat dijadikan herbisida alami, namun tidak dapat menekan pertumbuhan gulma pada saat panen padi sawah kultivar IR-64 (13 mst), namun efeknya masih setara dengan penyiangan pada saat fase pertumbuhan padi sawah (6 dan 9 mst). Aplikasi kulit buah jengkol tidak dapat meningkatkan hasil padi sawah kultivar IR-64, walaupun terdapat peningkatan pada pertumbuhan padi sawah. Perlakuan aplikasi kulit buah jengkol memiliki tinggi tanaman 96,82 cm ; jumlah anakan maksimum 23,1 batang ; jumlah daun 93,45 helai ; indek luas daun 2,75 ; berat kering tanaman 41,45 g ; dan panjang malai 24,28 cm. Pertumbuhan padi sawah tertinggi pada perlakuan aplikasi kulit buah jengkol pada 15 hari setelah tanam. Pertumbuhan gulma terendah pada perlakuan penyiangan, dengan berat kering gulma total sebesar 15,31 g/0,50m2. Aplikasi kulit buah jengkol setelah tanam (5, 10 dan 15 hst) memberikan respon lebih baik daripada aplikasi kulit buah jengkol saat tanam dan sebelum tanam, dalam menekan pertumbuhan gulma (berat kering gulma) pada padi sawah. Sedangkan aplikasi kulit buah jengkol saat tanam lebih baik daripada aplikasi kulit buah jengkol sebelum tanam. Pengaplikasian kulit buah jengkol dapat menggantikan penyiangan secara manual di pertanaman padi sawah. Penggunaan 1 kg/m2 kulit buah jengkol yang diaplikasikan pada 5, 10 atau 15 hari setelah tanam dapat lebih menekan pertumbuhan gulma di pertanaman padi sawah.

  1. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Pelaksanaan program ini dimulai dari :
1.      Observasi pasar yang akan dijadikan tempat pengambilan sampah kulit jengkol untuk program PKM
2.      Observasi daerah yang berada disekitar pasar untuk menjadi daerah pelaksanaan program tim PKM
3.      Melakukan pelatihan tentang cara pembuatan kulit jengkol menjadi herbisida dan larvasida di desa bandar setia
tahapan pelaksanaan dimulai dari

pembuatan herbisida dan larvasida
Kulit jengkol dicuci hingga bersih
 
Digiling hingga membentuk suatu simplisia
 
Simplisia direbus, kemudian dimaserasi selama 3 hari
 
Hasil maserasi digunakan sebagai larutan larvasida jika diletakkan di habitat jentik dan menjadi herbisida jika di semprot pada tanaman pada berumur 6 - 9 MST
 
 














  1. JADUAL KEGIATAN PROGRAM
No
Nama Kegiatan
Februari
Maret
April
Mei
Juni
                                                           1
Observasi pasar sebagai target pencarian limbah kulit jengkol
x


















2
Observasi daerah yang akan menjadi target pelatihan

x

















3
Perizinan dan koodoinasi dengan organisasi terkait


x
x















4
Persiapan alat dan bahan pelaksanaan




X
x
x












5
Pelatihan dan pembuatan larvasida serta herbisida







x
x










6
Melakukan pengujicobaan pada ladang warga









x
x
x
x
x





7
Penyusunan laporan














x
x



8
Seminar hasil kegiatan
















x
x

9
Pengiriman laporan akhir


















x
                                                                                                                                                             





  1. BIODATA KETUA PELAKSANA DAN ANGGOTA
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                             : Ikhsan 
b. NIM/NRP                                                : 061244410044
c. Jurusan                                         : Biologi
d. Universitas/Institut/Politeknik     : Universitas Negeri Medan
e. Alamat Rumah/Telp/Fax              : Jln.sei babalan no.8 binjai / 085297558696
f. Waktu untuk Kegiatan PKM       : 31 jam / minggu
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
a. Nama Lengkap                             : Eni Susanti
b. NIM                                             : 0612444100
c. Fakultas/Program Studi                : FMIPA/ Pendidikan Biologi
d. Perguruan Tinggi                         : Universitas Negeri Medan
e. Waktu untuk kegiatan PKM        : 25 jam/minggu

a. Nama Lengkap                             :Widia Ningsih
b. NIM                                             : 061244410082
c. Fakultas/Program Studi                : FMIPA/ Pendidikan Biologi
d. Perguruan Tinggi                         : Universitas Negeri Medan
e. Waktu untuk kegiatan PKM        :  28 jam/minggu

a. Nama Lengkap                             : Nurul Husna
b. NIM                                             : 061244410027
c. Fakultas/Program Studi                : FMIPA/ Pendidikan Biologi
d. Perguruan Tinggi                         : Universitas Negeri Medan
e. Waktu untuk kegiatan PKM        :  25 jam/ minggu  
. Nama Lengkap                               : Khairani harahap
b. NIM                                             : 061244410053
c. Fakultas/Program Studi                : FMIPA/ Pendidikan Biologi
d. Perguruan Tinggi                         : Universitas Negeri Medan
e. Waktu untuk kegiatan PKM        :  25 jam/ minggu  



  1. BIAYA
Taksasi dana
A.    Biaya bahan habis pakai
No
Penggunaan
Satuan (Rp)
Biaya
(Rp)
1
2
Kulit jengkol 15 Kg
Minyak tanah 20 liter
500
3500
7.500
70.000

Jumlah
-
74.500

B.     Biaya Peralatan Penunjang
No
Pengunaan
Satuan
(Rp)
Biaya
(Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Dandang ukuran 5 kg  1 buah
Ember besar  2 buah
Ember kecil  1 buah
Kain saring  5 helai
Timbangan  (10 Kg) 1 unit
Terpal  3 meter
Pisau  5 buah
Telenan  2 buah
Pengaduk kayu  2 buah
Kompor  1 buah
Jeregen  ( 5 liter )   2 buah
Lumpang   1 buah
Botol penyemprot   3 buah
80.000
50.000
10.000
5.000
300.000
15.000
20.000
10.000
10.000
200.000
15.000
75.000
5.000
80.000
100.000
10.000
25.000
100.000
45.000
100.000
20.000
20.000
200.000
30.000
75.000
15.000

Jumlah
-
820.000

C. Biaya perjalanan
No
Penggunaan
Satuan
(Rp)
Biaya
(Rp)
1
2
Biaya observasi tempat - 5 org
Transportasi pelaksanaan pembuatan produk selama 5 hari untuk 5 orang
20.000
25.000
100.000
625.000

Jumlah
-
725.000

C.     Biaya dokumentasi
No
Penggunaan
Satuan
(Rp)
Biaya
(Rp)
1
1 roll film + baterai dan cuci Film
75.000
75.000

Jumlah
-
75.000

D. LAIN-LAIN
No
Penggunaan
Satuan
(Rp)
Biaya
(Rp)
1

2


3
Pembuatan laporan dan biaya seminar hasil kegiatan
Biaya pelaksanaan pelatihan selama 5 hari untuk 100 orang (snack + air minum)
Biaya tempat pelatihan ( Balai desa atau tenda )
75.000

3500


100.000
75.000


350.000



100.000

Jumlah
-
525.000